Mengembangkan Jenis dan Peranan IPTEK dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
A.
Jenis dan Peranan IPTEK dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1.
Pengertian Lingkungan Hidup
Sebelum kita mengetahui pemanfaatan
iptek dalam kaitannya dengan lingkungan hidup, maka harus diketahui terlebih
dahulu arti dari lingkungan hidup. Ada beberapa definisi yang berkaitan erat
dengan lingkungan hidup, yaitu :
1)
Daerah dimana sesuatu makhluk hidup berada.
2)
Keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup.
3)
Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup
atau sekumpulan makhluk hidup, terutama :
a.
Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar makhluk
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan makhluk hidup
untuk bertahan hidup.
b.
Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh
pada keadaan suatu individu makhluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas
makhluk hidup.
Namun dari berbagai definisi yang
disebutkan diatas definisi lingkungan , lingkungan hidup dan lingkungan hidup
manusia acapkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Sehingga diambil kesimpulan bahwa
arti dari lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup
memiliki definisi yaitu upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Penjelasan lingkungan hidup secara
rinci dan detail yaitu yang meletakkan dasar dan prinsipnya secara global,
menjelaskannya dalam pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan
yang lebih rinci.
3.
Dampak Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan.
Mengisyaratkan tentang pentingnya
inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu negara. Dalam hal ini,
pesatnya hasil penemuan baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan pembangunan
ekonomi suatu bangsa.
Dari berbagai tantangan yang
dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya dapat ditarik selalu
benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa manusia “survival”
yaitu oleh karena teknologi.
Teknologi memberikan kemajuan dalam
bidang industri baja, industri kapal laut, kereta api, industri mobil, yang
memperkaya peradaban manusia. Teknologi juga mampu menghasilkan sulfur
dioksida, karbon dioksida, CFC, dan gas – gas buangan lain yang mengancam
kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi akibat efek “rumah kaca”.
Teknologi yang diandalkan sebagai
instrumen utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian,
karena adanya bibit unggul, berbagai jenis pupuk yang bersifat suplemen,
pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan
berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan
akibat rutinnya digunakan berbagai jenis pestisida ataupun insektisida mampu
memperkuat daya tahan hama tanaman misalnya wereng atau kutu loncat.
Teknologi juga memberi rasa aman dan
kenyamanan bagi manusia akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti
tabung gas kebakaran, alat-alat pendingin ( lemari es dan AC ), berbagai jenis
aroma parfum dalam kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis
untuk disemprotkan, dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata
CFC (chlorofluorocarbon) dan tetrafluoroenthy polymer yang digunakan justru
memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozone di stratosfer.
4.
Menyikapi Pencemaran Lingkungan
Konferensi PBB tentang lingkungan
hidup di Stockholm pada tahun 1972, telah menetapkan tanggal 5 Juni setiap
tahunnya untuk diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Kesepakatan
ini berlangsung didorong oleh kerisauan akibat tingkat kerusakan lingkungan
yang sudah sangat memprihatinkan.
Di Indonesia perhatian tentang
lingkungan hidup telah dilakukan sejak tahun 1960-an. Tonggak pertama sejarah
tentang permasalahan lingkungan hidup dipancangkan melalui seminar tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Nasional yang diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada
tanggal 15-18 Mei 1972. Hasil yang dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu
terkonsepnya pengertian umum permasalahan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam
hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim, kejadian geologi yang bersifat
mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan sebagai petunjuk munculnya
permasalahan lingkungan hidup.
Pada saat itu, pencemaran oleh
industri dan limbah rumah tangga belumlah dipermasalahkan dengan khusus kecuali
di kota-kota besar. Saat ini masalah lingkungan hidup tidak hanya berhubungan
dengan gejala-gejala perubahan alam yang sifatnya evolusioner, tetapi juga
menyangkut pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah industri dan keluarga yang
menghasilkan berbagai rupa barang dan jasa sebagai pendorong kemajuan
pembangunan diberbagai bidang.
Pada Pelita V, berbagai upaya
pengendalian pencemaran lingkungan hidup dilakukan dengan memperkuat sanksi dan
memperluas jangkauan peraturan-peraturan tentang pencemaran lingkungan hidup,
dengan lahirnya Keppres 77/1994 tentang Organisasi Bapedal sebagai acuan bagi
pembentukan Bapeda/Wilayah di tingkat Provinsi, yang juga bermanfaat bagi arah
pembentukan Bapeda/Daerah. Peraturan ini dikeluarkan untuk memperkuat UU No.4
tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dianggap perlu untuk
diperbaharui.
Berdasarkan Strategi Penanganan
Limbah tahun 1993/1994, yang ditetapkan oleh pemerintah, maka proses pengolahan
akhir buangan sudah harus diimulai pada tahap pemilihan bahan baku, proses
produksi, hingga pengolahan akhir limbah buangan. Langkah yang ditempuh untuk
mendukung kebijaksanaan ini, ditempuh dengan pembangunan Pusat Pengelolaan
Limbah Industri Bahan Berbahaya dan Beracun ( PPLI-B3 ), di Cileungsi Jawa
Barat, yang pertama di Indonesia. Pendirian unit pengelolaan limbah ini juga
diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Disamping itu, untuk mengembangkan
tanggung jawab bersama dalam menaggulangi masalah pencemaran sungai terutama
dalam upaya peningkatan kualitas air, dilaksanakan Program Kali Bersih
(PROKASIH), yang memprioritaskan penanganan lingkungan pada 33 sungai di 13
Provinsi. Upaya pengendalian pencemaran lingunga hidup ini, ternyata juga
menghasilkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha baru di berbagai kota dan
sektor pembangunan.
Sekarang dapat terlihat jelas bagi
kita bahwa dalam menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan baik akibat
teknologi, perubahan lingkungan, industri dan upaya – upaya yang dilakukan dala
m pembangunan ekonomi, diperlukan tekad dan itikad yang luhur dalam tindakan
dan prilaku setiap orang peduli akan kelestarian lingkungan hidupnya. Walaupun
telah ditetapkan UU No.4 tahun 1982, PP No.19 tahun 1994 dan Keppres No.7 tahun
1994 yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup, jika tidak ada
kesamaan persepsi dan kesadaran dalam pengelolaan lingkungan hidup maka
berbagai upaya pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat tidak akan dapat dinikmati secara tenang dan aman,
karena kekhawatiran akan bencana dari dampak negatif pencemaran lingkungan.
Menilai Jenis dan Peranan IPTEK dalam pengelolaan Lingkungan
Hidup
A.
Membandingkan Penggunaan Jenis IPTEK
1.
Keberhasilan penggunaan beberapa jenis IPTEK
Keberhasilan beberapa jenis iptek
dalam pengelolaan lingkungan hidup sudah tidak diragukan lagi, karena setiap
harinya para peneliti selalu berusaha menemukan inovasi baru demi menjadikan
sesuatu yang ramah untuk lingkungan.
a)
IPTEK-Bidang Energi dan Sumber Daya Alam
Briket Batubara sebagi Alternatif
Pengganti Minyak Tanah
Indonesia telah mengembangkan briket
betubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat
minyak tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah sehingga
masyarakat lebih memilih minyak tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Ada 2
jenis briket batubara :
1)
Jenis berkarbonisasi (super), jenis ini terlebih dahulu
mengalami proses dikarbonisasi sebelum menjadi briket.
2)
Jenis non karbonisasi (biasa), jenis ini tidak mengalami
dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket.
Keunggulan Briket
Batubara
1)
Lebih murah
2)
Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama
3)
Tidak beresiko meledak atau terbakar
4)
Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga
5)
Sumber batubara berlimpah
Penggunaan briket batubara harus
dibarengi serta disiapkan Kompor atau tungkuu, jenis dan ukuran kompor harus
disesuaikan dengan kebutuhan, pada prinsipnya kompos/tungku terdiri atas 2
jenis :
1)
Tungku/kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat
briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini digunakan
untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan.
2)
Tungku/kompor permanen, biasanya memuat lebih dari 8kg
briket dibuat secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil /
menengah.
Persyaratan
kompor/tungku harus memiliki :
1)
Ada ruang bakar untuk briket
2)
Adanya aliran udara (oksigen) dari lubah bawah menuju
lubang atas dengan melewati raung bakar briket yang terdiri dari aliran udara
primer dan sekunder
3)
Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak
dibawah ruang bakar briket
Pengembangan produksi Briket
batubara dan kompor/tungku sampai saat ini pihak BPP Teknologi melalui Balai
Besar Teknologi Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan men-desain mesin
untuk memproduksi briket batubara berskala kecil/ menengah dengan kapasitas
produksi sebesar 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket skala
kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar disentra-sentra pengguna briket
batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket batubara secara kontinyu.
Disamping itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-jenis kompor/tungku
briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan, serat industri
kecil/menengah.
b)
IPTEK di Bidang Pertanian
Salah satunya seperti yang dilakukan
Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan dan menerapkan iptek sehingga
berhasil meyakinkan petani untuk menerapkan iptek dalam pekerjaannya. Sehingga
membawa dampak positif mengubah Indonesia dari negara mengimpor beras ke negara
swasembada beras. Bahkan pada puncak keberhasilannya, pernah menjadi negara
pengekspor beras dan memberi bantuan ke negara-negara yang mengalami kekurangan
pangan.
Contoh lain penggunaan teknologi
lingkungan dalam bidang pertanian adalah dengan mengembangkan penggunaan
pestisida alami dan pemanfaatan lahan yang produktif.
Teknologi pertanian yang berakaitan
dengan bioteknologi merupaka aplikasi teknologi yang dapat diterapkan dalam
bidang pertanian. Bioteknologi memiliki keuntungan, diantaranya :
1)
Pontensi hasil panen yang lebih tinggi
2)
Mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida
3)
Pemanfaatan lahan yang efektif
4)
Kualitas makanan dan gizi yang lebih baik
5)
Perbaikan penurunan mikronutrien
c)
IPTEK di Bidang Industri
Industri bidang penerbangan (IPTN)
Industri Pesawat Terbang Nusantara telah mampu mengembangkan IPTEK yang mampu
menghasilkan pesawat terbang N250, yang pernah mengangkat Indonesia. Meskipun
pada awal tahap permulaan, keberhasilan yang pernah diraih telah diakui negara
lain, paling tidak negara-negara ASEAN. Beberapa negara pernah membeli jenis
pesawat N250 ini.
d)
IPTEK di Bidang Kesehatan-Teknologi Oksidasi untuk Air
Bersih
Berbagai kasus pencemaran lingkungan
dan memburuknya kesehatan masyarakat dewasa ini, banyak terjadi diakibatkan
oleh limbah dan sampah dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit,
dapur, pasar, restoran, hingga rumah
tangga. Hal ini disebabkan penanganan dan pengelolaan limbah dalam kegiatan industri
di Indonesia belum mendapatkan perhatian yang serius.
Akhir-akhir ini juga banyak orang
rami membicarakan akan krisis air bersih, namun pembicaraan orang selalu
terkisar antara hukum, kebijakan dan manajemennya saja. Bagaimana dengan
teknologi untuk mengatasi krisis ini?
Teknologi ini bukanlah teknologi
yang baru, namun perkembangannya akhir-akhir ini sangat pesat. Belakangan ini
bioteknologi oksidasi mulai dikenal dengan nama teknologi Advanced Oxidation
Processes. Teknologi ini sendiri mulai banyak dikembangkan serta diterapkan di
berbagai negara maju.
Krisis air bersih
Di Indonesia, salah satu masalah
lingkungan yang cukup meresahkan adalah krisis air bersih. Krisis air boleh dikatakan
masalah paling utama selain masalah lingkungan lain seperti polusi udara,
kerusakan dan kebakaran hutan.
Permasalahan air
bersih sebenarnya ada pada pembuangan limbah cair yang dilakukan secara
sembarangan dari hasil kegiatan industri serta limbah domestik perkotaan.
Ditambah lagi dengan kurangnya usaha untuk mengolah limbah cair secara benar.
Selain akibat masalah limbah cair,
krisis air bersih di Indonesia juga diakibatkan karena eksploitasi langsung air
tanah sebagai sumber air untuk berbagai bidang industri termasuk diantaranya
industri air minum dalam kemasan tadi.
Limbah cair
Sistem pengolahan limbah cair
dilakukan secara bersamaan tanpa adanya pembagian atau pemisahan jenis dan
bentuk bahan material berdasarkan proses yang dilalui. Akibtaknya, kita akan
membutuhkan suatu teknologi yang tinggi sehingga akan membutuhkan dana serta
energi yang sangat besar.
Sistem pengolahan limbah cair
mempergunakan cara kombinasi antara pemakaian chlorine serta sistem kondensasi,
seidmnetasin dan filtrasi. Sedangkan pengolahan limbah organiknya banyak
mempergunakan mikrobiologi, karbon aktif serta membrane filtration. Sedangkan
akhir-akhir ini limbah organik yang dibuang semakin banyak mengandung senyawa
organik yang sulit diuraikan dan membahayakan keselamatan makhluk hidup.
Kesimpulannya bahwa sistem
pengolahan limbah cair yang ada sekarang sangatlah tidak efektif. Untuk itu
kita harus memilah dan memilih teknologi pengolah limbah cair yang ada agar
kita dapat menerapkan suatu teknologi secara tepat. Untuk itu kita perlu
tahu hal-hal berikut :
1)
Unsur-unsur yang terkandung dari limbah cair
2)
Akibat dari unsur-unsur tersebut ketika air limbah
tersebar ke lingkungan
3)
Perubahan serta kekuatan/ketahanan dari unsur tersebut
dalam proses pengolahan
4)
Metode/teknologi yang dapat membersihkan unsur yang
terdaoat pada limbah cair
5)
Metode/teknologi yang tepat guna serta dapat memberikan
zat padat hasil dari proses pengolahan
6)
Karakteristik dari teknologi pengolahan limbah cair yang
ada seperti, jenis material apa yang diuraikan, kualitas air bagaimana yang
diharapkan, biaya pemeliharaannya, biaya pembangunannya.
Menerapkan IPTEK dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
A.
Merencanakan Penggunaan IPTEK dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Perkembangan teknologi dan
lingkungan hidup tentu sngat erat kaitannya. Dalam merencanakan penggunaan
IPTEK tentunya teknologi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1)
Layak secara teknis
2)
Dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomisn
3)
Serasi secara sosial
4)
Sehat secara ekologis
Manusia dapat disebut sebagai objek
teknologi, karena teknologi diciptakan manusia untuk membantu meringankan
segala aktivitas kehidupannya demi kesejahteraan manusia itu sendiri dan karena
manusia sebagai pengguna hasil teknologi tersebut. Manusia juga sebagai subjek
teknologi, karena manusia sendirilah yang menciptakan teknologi teresebut.
Manusia lebih mengetahui baik buruknya penggunaan teknologi, maka perlu pengontrolan
dari individu masing-masing.
Pemanasan global yang berdampak
terhadap lingkungan, dan mengakibatkan juga perubahan iklim, ternyata
memberikan dampak yang serius pada kehidupan sosial dan budaya dan masyarakat
miskin. Ini terjadi karena golongan masyarakat miskin tidak mempunyai kemampuan
finansial untuk melakukan tindakan adaptasi.
Misalnya akibat pemutihan terumbu
karang, nelayan harus berlayar ketengah lautan untuk menangkap ikan. Dan juga
petani, yang akan kesulitan menanam tanaman dengan berubahnya iklim dan kondisi
cuaca yang sulit diprediksi.
Jika Indonesia tidak bertindak
melakukan hal yang konkrit untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, akan terjadi
hal – hal berikut :
1)
Kenaikan permukaan air laut 1m.
2)
Rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai sehingga
Indonesia akan kehilangan sekitar 1000km jalan dan 5 pelabuhan lautannya.
3)
Akan terjadi krisis air diperkotaan khususnya Jakarta.
4)
Meningkatny frekuensi penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah.
5)
Menurunya produktivitas pertanian akibat perubahan dan
pola hujan yang tak tentu.
6)
Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akibat
peningkatan suhu bumi rata-rata sebesar 1°C.
B.
Perilaku Yang Harus Diubah
Tidak hanya peranan iptek saja yang
dapat membuat lingkungan menjadi sangat ramah pada manusianya, hal yang paling
mendasar agar lingkungan kita tetap terjaga dari polusi dan segala isu yang
berkembang, maka setiap orang bahkan sampai pemerintahan harus menyadari betul
dan tergugah untuk mengurangi penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Beberapa langkah antisipasi untuk mengontrol perilaku dan pemakaian barang
berhubungan dengan teknologi yaitu :
a)
Menghemat penggunaan air
1.
Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan
mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Ada beberapa cara untuk menghemat
air, yaitu :
2.
Mencuci peralatan dapur jangan di air mengalir.
3.
Cuci sayuran, ayam atau daging secara terpisah di tempat
yang sudah berisikan air bukan di air mengalir.
4.
Berkumur dan menyikat gigi dengan menggunakan gelas dan
gayung yang berisi air dan tidak di air yang mengalir.
5.
Pergunakannla shower pada saat mandi
6.
Mencuci pakaian dengan mesin cuci dengan sejumlah
kapasitas yang sudah maksimal dari mesin cuci tersebut.
b)
Hemat listrik
Gas rumah kaca didominasi oleh CO2
dan CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil, dengan
demikian secara tidak langsung akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Oleh
karena itu kita wajib memperhatikan hal-hal yang berikut :
§
Perhatikan instalasi listrik dirumah.
§
Sesuaikan pemakaian daya dengan kebutuhan.
§
Perhatikan penggunaan alat-alat elektronik sesuai
pemakaian.
c)
Penggunaan pompa air
§
Gunakan reservoir/tengki penampung air untuk kebutuhan
air rumah tangga.
§
Gunakan sistem kontrol otomatik pada tangki air yang
fungsinya untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh.
§
Hindari pemakaian pompa air yang sering hidup-mati.
§
Pilihlah jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.
§
Bila tidak mengurangi reservoir, pergunakan pompa air
untuk mengisi bak dan ember, dengan demikian tidak menyalakan kran sambil
beraktivitas.
mantap :) thanks
BalasHapusiya sama-sama. makasih jg sudah berkunjung :)
BalasHapusThank's For sharing
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthanks materinya :)
BalasHapusthanks ya izin copy buat tugas :) .. lumayan lengkap :)
BalasHapuscontoh produk yg kita bisa daur ulang apa ya, dan manfaat nya
BalasHapuscontoh produk yg kita bisa daur ulang apa ya, dan manfaat nya
BalasHapus